Jomblo Di Usia 25-an Memang Tak Mudah Dijalani, Tapi Setidaknya 5 Hal Ini Buatmu Berbesar Hati
Kebanyakan orang beranggapan, 25 tahun itu usia matang untuk persoalan memiliki pasangan. Bahkan untuk cewek, 25-an ini jadi usia emas untuk memulai berumah tangga. Contohnya, teman-temanmu sendiri sudah banyak yang mempunyai anak. Sementara kamu, pacar saja belum punya. Ditambah lagi, pertanyaan kapan nikah, kapan nyusul atau pasangannya mana sudah terlalu sering datang suka-suka. Membuatmu menarik napas dalam-dalam sambil menahan gemas sendiri.
Bagaimana tak gemas kalau kadang rasa kecewa dan malu datang bersamaan. Kamu kecewa dengan dirimu sendiri yang seolah tak becus mencari pasangan. Sedangkan saat berhadapan dengan orang lain ada rasa malu yang tak bisa dirimu hindari. Padahal kalau mau dipikirkan ulang, di usia 25-an ini harusnya kamu masih bisa santai menanggapi semua itu. Setidaknya ada beberapa alasan ini juga yang bisa jadi penguat dirimu. Kalau sendiri di usia 25 bukan suatu kegagalan.
1. Memiliki pasangan itu tak seperti KTP yang harus tepat di usia 17 tahun. Tapi ini perihal proses yang kadang dijalani sampai bertahun-tahun
Selain menjadi prestasi tersendiri, menikah di usia muda memang memberi beberapa keuntungan, salah satunya ya urusan memiliki anak. Setidaknya usiamu tak akan terpaut jauh sekali dengan anak-anak kalian. Membuatmu punya lebih banyak waktu produktif untuk membimbing perkembangan mereka. Tapi menikah atau punya pasangan tepat di usia 25-an sendiri bukan suatu keharusan yang tak bisa diganggu gugat. Tak ada sanksinya juga kalaupun kamu telat hingga berbulan-bulan bahkan satu atau dua tahun kemudian.
Karena memiliki pasangan itu bukan seperti mendapatkan KTP yang tak perlu banyak pertimbangan. Memiliki pasangan mengharuskanmu melewati proses yang cukup panjang. Mulai dari memperbaiki kualitas diri, membuka pergaulan dengan lingkungan yang tepat, sampai dengan mencari sosok seperti apa yang buatmu nyaman. Dan proses seperti itu yang kadang harus berlangsung tak hanya dalam hitungan bulan tapi juga tahun.
2. Bukannya tak laku. Kamu, dia, dan keadaan yang mungkin saja memang belum siap untuk pertemuan itu
Pasti akan ada orang yang meledek atau memang sengaja berkomentar seperti itu. Dan sebenarnya wajar, kalau kamu menanggapinya dengan perasaan tak terima bahkan sampai kesal. Karena laku atau tidak ini terlalu relatif untuk dijadikan penyebab kejombloanmu hingga detik ini. Mungkin kamu sudah merasa siap, tapi dianya sendiri belum. Atau kamu merasa sudah percaya diri sekali dengan kualitas dirimu, tapi ternyata masih ada satu yang harus diperbaiki lagi. Tapi yang pasti, apapun alasannya kamu cuma perlu bersabar dan tak perlu berkecil hatii
3. Saat orang nyinyir jodoh itu harus dicari. Kamu sendiri harus paham, kalau dirimu tak perlu sampai mengobral diri
Tak perlu diberitahu berkali-kali kamu pun paham, kalau jodoh itu seperti rezeki yang perlu dijemput atau dicari. Tapi kamu jangan sampai lupa, kalau usaha di sini bukan berarti harus buatmu mendekati banyak cowok. Apalagi sampai menurunkan harga diri. Kamu tetap harus punya standar bagaimana pasanganmu nantinya. Kamu tetap harus berhati-hati mengenal setiap orang yang datang dan ikhlas melepas mereka yang pergi. Karena urusan jodoh ataupun menjalin hubungan tak pernah terpatok oleh usia.
4. Bukankah kamu punya waktu lebih lama untuk benar-benar tahu sosok seperti apa yang dirimu mau
Bagaimana kalau masalahnya dibalik. Di usia 25-an ini kamu punya pasangan. Tapi sayangnya setelah menjalani hubungan sekian lama kamu merasa dia bukan sosok yang dirimu inginkan. Kamu pun baru menyadari, kalau dulu keputusanmu menjalani hubungan tak jauh-jauh dari rasa khawatir. Kamu khawatir tak ada lagi orang yang mau menjalani hubungan denganmu. Kamu khawatir status jomblo buatmu di-bully atau jadi bahan omongan orang.
Masa usia udah 25 masih jomblo aja. Nggak takut apa jadi perawan tua!
Padahal jomblo di usia yang tergolong matang ini bisa jadi satu keuntungan buatmu. Usia yang matang tak hanya buatmu lebih berhati-hati menjatuhkan pilihan. Tapi juga buatmu mengerti sosok seperti apa yang bisa menerima cita-citamu menjadi seorang penulis. Ketimbang terus memintamu menjadi PNS. Sosok yang bisa mengimbangi obrolan-obrolan randommu. Sosok yang bisa sabar menghadapi sifat keras kepalamu ini.
5. Biarpun tak punya pasangan, hidupmu masih tetap lengkap dengan hal lain yang tak kalah membahagiakan.
Siapa bilang punya pasangan pasti buatmu bahagia? Sementara di luar sana ada beberapa pasangan yang hubungannya justru jadi neraka. Mereka selalu saja bertengkar dan kadang persoalan yang dibahas selalu sama. Lalu kamu, bukankah sampai detik ini hidupmu masih selalu baik-baik saja. Kamu masih bisa merasakan karirmu meningkat dari waktu ke waktu. Kamu masih punya keluarga yang utuh, teman-teman yang loyal. Bahkan kamu masih di anugrahi kesehatan. Bukankah itu semua hal yang membahagiakan?
Punya pasangan kadang memang membawa kebahagiaan tersendiri. Tapi bukan berarti sendiri akan membuatmu terpuruk. Tinggal bagaimana kamu menjalani hari-harimu. Toh kata bahagia tak sama dengan menikah muda.
Sumber : hipwee.com
Post a Comment